Binjai – Investigasigwi.com | Di tengah dinamika sosial perkotaan dan tantangan generasi muda hari ini, Ikatan Pemuda Pemudi Minang Binjai (IPPMB) resmi melantik jajaran pengurus baru periode 2025–2030, Jumat (27/6), di Rumah Gadang Jalan Agus Salim, Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Utara.
Dengan mengangkat tema “Untuk Mempererat Silaturahmi” dan “Basamo Mangko Ka Jadi”, acara pelantikan ini tidak hanya berlangsung khidmat, tapi juga menjadi simbol kebangkitan semangat kolektif warga Minang di Kota Binjai.
Wakil Wali Kota Binjai, Hasanul Jihadi, yang hadir mewakili Wali Kota, secara tegas menekankan bahwa organisasi seperti IPPMB memiliki posisi strategis dalam memperkuat ketahanan sosial masyarakat urban. Ia mengingatkan agar pengurus baru tak sekadar menjabat secara seremonial, tapi mampu memberi dampak nyata.
“Selamat kepada pengurus yang baru. Ini bukan sekadar jabatan, tetapi amanah yang menuntut komitmen, tanggung jawab, dan keberpihakan kepada masyarakat. IPPMB harus hadir menjawab persoalan sosial, pendidikan, hingga isu pemuda,” tegasnya dalam sambutan.
Kepemimpinan IPPMB kini berada di bawah nahkoda Roni Koto sebagai Ketua Umum, didampingi oleh Agus Chaniago sebagai Sekretaris Jenderal, dan Rafles Jambak selaku Bendahara. Ketiganya disebut sebagai figur muda yang telah lama aktif dalam kegiatan sosial dan adat Minangkabau di Binjai.
Pelantikan ini juga menjadi ajang konsolidasi tokoh-tokoh adat dan birokrat. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kesbangpol Kota Binjai Ruslianto, Camat Binjai Utara Hilman Anggana Lukha, Niniak Mamak Zaherman Caniago, Bundo Kanduang Zanimar Piliang, serta Ketua IPPMB demisioner A.H. Sudirman Tanjung.
Organisasi Kultural di Persimpangan Zaman
Kehadiran tokoh-tokoh penting dalam pelantikan IPPMB bukanlah sekadar formalitas. Ini menandakan bahwa organisasi kultural seperti IPPMB masih memiliki magnet dan relevansi sosial di tengah arus modernisasi dan individualisme perkotaan.
Namun tantangan nyata ke depan adalah membumikan nilai-nilai “Basamo Mangko Ka Jadi” dalam tindakan konkret. Perlu ada gerakan masif dari IPPMB untuk turun ke lapangan, membina generasi muda Minang di Binjai agar tak terjebak dalam stagnasi budaya dan keterasingan identitas.
IPPMB dituntut bukan hanya menjadi penjaga nilai-nilai adat, tetapi juga inovator sosial yang mampu menjembatani tradisi dengan tuntutan zaman. (Agus Sidarta)