SRMP 25 Kendari Ditinjau Menteri Ekraf: Program Pendidikan Rakyat, Janji atau Bukti?

Redaksi Media Bahri
0


Kendari, 26 Agustus 2025 – InvestigasiGWI.com | Kunjungan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 25 Kendari membuka pertanyaan lebih jauh: sejauh mana komitmen negara menghadirkan pendidikan yang adil bagi rakyat miskin, dan apakah program ini mampu berjalan berkelanjutan?


Menteri Ekraf menegaskan, kreativitas generasi muda adalah modal utama pembangunan ekonomi bangsa. “Masa depan ekonomi bangsa ada di tangan generasi muda yang kreatif. Namun, kreativitas itu hanya bisa tumbuh bila ada akses pendidikan yang merata dan layak,” ujarnya.


SRMP 25 Kendari, yang baru diresmikan 14 Juli 2025, menampung 50 siswa dari keluarga miskin ekstrem (desil 1 dan 2) dengan seluruh kebutuhan ditanggung negara. Fasilitas sekolah relatif lengkap: laboratorium komputer dan IPA, sarana kesenian, perpustakaan, asrama, dapur, hingga unit kesehatan siswa.


Namun, di balik fasilitas itu, publik masih mempertanyakan apakah model sekolah rakyat ini mampu bertahan dalam jangka panjang. Pasalnya, berbagai program pendidikan alternatif sebelumnya kerap mandek di tengah jalan karena keterbatasan anggaran, lemahnya pengawasan, dan birokrasi berbelit.


Kepala sekolah Ferdinand menyebut SRMP 25 menjalankan dua kurikulum: akademik formal dan kurikulum asrama untuk pembentukan karakter. Ia mengakui, seluruh kebutuhan siswa dipenuhi negara. “Mereka berasal dari keluarga miskin ekstrem, sehingga sekolah ini menjadi satu-satunya harapan,” tegasnya.


InvestigasiGWI mencatat, sekolah rakyat berbasis asrama seperti SRMP 25 bukan hanya soal pendidikan, tetapi juga ujian nyata komitmen pemerintah dalam menghapus ketimpangan sosial. Tanpa pengawasan ketat, ada risiko program ini hanya jadi proyek jangka pendek yang kehilangan arah setelah pencitraan awal.


Menteri Ekraf sendiri mendorong kolaborasi SRMP dengan program Talenta Ekraf, yang bertujuan melatih generasi muda dalam sektor kreatif. Tetapi publik tetap menunggu transparansi soal alokasi dana, efektivitas implementasi, serta sejauh mana program ini benar-benar menyentuh siswa dan masyarakat miskin di akar rumput.


“Sekolah Rakyat harus jadi bukti, bukan sekadar janji. Negara tidak boleh hanya hadir di awal, tetapi harus mengawal hingga hasil nyata terlihat,” ujar Teuku Riefky dalam penutup kunjungannya.


Turut hadir Wakil Gubernur Sultra Hugua, Wali Kota Kendari Siska Karina Imran, serta pejabat Pemkot Kendari. Kehadiran mereka menandai bahwa program ini berada dalam sorotan publik, yang menuntut akuntabilitas dan transparansi penuh.

InvestigasiGWI.com | Membongkar Fakta, Menelusuri Kebenaran



Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top