
Jakarta – InvestigasiGWI.com |
Pajak adalah kontrak sosial. Rakyat menyerahkan uang hasil keringatnya dengan keyakinan negara akan mengelola demi kesejahteraan. Namun, investigasi menunjukkan kontrak itu retak: dana pajak kerap tak jelas arah, transparansi minim, dan korupsi justru merajalela.
Fakta yang harus dibongkar: apakah pajak benar-benar kembali ke rakyat, atau hanya menjadi santapan empuk elit yang rakus?
Ketidaktransparanan, Sumber Runtuhnya Kepercayaan
Data menunjukkan, laporan keuangan negara belum sepenuhnya bisa diakses publik dengan detail. Informasi alokasi pajak masih sering kabur, bahkan tidak jarang ditutup rapat. Kondisi ini membuka ruang kecurigaan dan manipulasi.
Transparansi setengah hati sama saja dengan pengkhianatan penuh.
Ketidakadilan Pajak: Rakyat Kecil Diburu, Korporasi Besar Dilindungi
Di lapangan, aparat pajak agresif mengejar UMKM, pedagang, dan rakyat kecil. Namun, perusahaan besar dengan jaringan politik kerap dibiarkan lolos dengan skema penghindaran pajak yang “legal”.
Ketika hukum tegas ke bawah namun longgar ke atas, keadilan fiskal hanya jadi mitos.
Korupsi: Luka Paling Busuk dalam Sistem Pajak
Investigasi mengungkap bahwa korupsi pajak bukan cerita baru. Dari praktik suap aparat pajak, manipulasi restitusi, hingga mark-up proyek pembangunan, semua bermuara pada satu hal: uang rakyat dijadikan bancakan.
Setiap rupiah yang dikorupsi bukan hanya hilang, tapi juga membunuh kesempatan rakyat menikmati hak dasar mereka: sekolah yang layak, layanan kesehatan yang memadai, dan infrastruktur yang aman.
Solusi atau Sekadar Retorika?
Pemerintah kerap mengumbar jargon reformasi pajak, digitalisasi, dan keterbukaan. Namun tanpa audit independen, pengawasan ketat, dan sanksi tanpa pandang bulu, semua itu hanya ilusi perubahan.
Rakyat sudah membayar. Kini saatnya negara membuktikan: apakah masih layak dipercaya atau justru layak digugat?
InvestigasiGWI.com – Membongkar Fakta, Bukan Sekadar Wacana.

.jpeg)