
InvestigasiGwi.com - Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi siswa, justru berubah menjadi tempat penuh tekanan. Seorang guru honor di SMK Perikanan Global, "SAID JUMAT" yang selama ini juga dikenal berkedok sebagai wartawan, diduga kuat terlibat dalam upaya melindungi pelaku kekerasan terhadap siswa.
Insiden memilukan ini terjadi di Desa Dowora, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan. Seorang siswa menjadi korban penganiayaan oleh guru di lingkungan sekolah tersebut. Korban mengalami luka fisik serius, hingga tidak mampu menjalankan aktivitas normal. Sumber menyebutkan bahwa kekerasan terjadi di dalam lingkungan sekolah, namun upaya menyelesaikan kasus ini justru dibelokkan, Jum'at 01/08/2025.
Yang lebih menyakitkan, oknum guru honor yang juga mengaku sebagai wartawan tidak berdiri untuk kebenaran, melainkan justru menghalangi proses keadilan dengan menutupi peran pelaku. Dengan kedok "media", ia diduga memainkan narasi untuk melemahkan tekanan publik dan mengaburkan fakta.
“Ini bukan sekadar soal etika, tapi soal moral dan keberpihakan. Ketika seorang pendidik lebih memilih membungkam kebenaran demi melindungi pelaku kekerasan, maka dia bukan bagian dari solusi, tapi bagian dari masalah,” ujar seorang tokoh masyarakat Gane Barat yang geram terhadap kejadian ini.
Kasus ini memicu kemarahan warga dan pemerhati pendidikan. Mereka menilai bahwa jika tidak ada tindakan tegas, praktik pembiaran seperti ini akan terus berlangsung dan menciptakan trauma berkepanjangan bagi para siswa.
Masyarakat menuntut Dinas Pendidikan dan aparat penegak hukum segera turun tangan. Tidak hanya memproses pelaku kekerasan, tapi juga menyelidiki peran oknum guru honor yang menghalangi penegakan keadilan atas nama profesi jurnalis.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak sekolah belum memberikan klarifikasi. Namun tekanan publik terus meningkat. Mereka tidak hanya menuntut keadilan bagi korban, tetapi juga mengingatkan bahwa lembaga pendidikan bukan tempat bagi para pelaku kekerasan dan pembela kebohongan.
Redaksi