Tak Main-Main! Polda Sulteng Komandoi Tanam Jagung Massal, Target Ribuan Ton

Redaksi Media Bahri
0



SIGI – investigasigwi.com | Di tengah meningkatnya kekhawatiran nasional terhadap ketahanan pangan dan krisis ekonomi berbasis komoditas, langkah taktis dan tidak biasa dilakukan oleh Polda Sulawesi Tengah. Bukan dalam konteks operasi penegakan hukum, melainkan dalam strategi pertanian massal, lewat program berani bertajuk “1 Desa Minimal 1 Hektar” yang digagas langsung oleh Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho.


Rabu (9/7/2025), dari lahan perhutanan sosial Desa Lambara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, Kapolda melaporkan langsung kepada Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Prabowo, Menteri Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, hingga Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, melalui sambungan virtual Zoom Meeting.


Apa yang dilaporkan? Bukan hanya soal penanaman, tapi operasi besar-besaran yang melibatkan lebih dari 426 ribu petani, ribuan polisi, dan ribuan hektar lahan yang sudah disiapkan untuk ditanami jagung.


Skema Besar di Balik Jagung

Dalam paparannya, Irjen Agus menyebutkan bahwa total 1.162,08 hektar lahan siap digarap. Dengan rincian:

  • 71 hektar lahan perhutanan sosial,
  • 1.091,08 hektar lahan lainnya,
    yang tersebar di seluruh penjuru Provinsi Sulawesi Tengah. Target produksi? Minimal 4 ton per hektar, yang artinya total 4.648,32 ton jagung siap panen dalam waktu 3 bulan ke depan.


Namun pertanyaannya, mengapa polisi turun langsung ke urusan jagung?
Apa ada sesuatu yang sedang disiapkan?
Apakah ini hanya strategi pangan, atau ada agenda politik yang ditanam bersamaan?


Kekuatan Aparat dan Petani Disatukan

Polda Sulteng tak main-main. 1.091 personel polisi penggerak desa dikerahkan. Mereka bukan sekadar pengaman, tapi juga penggerak pertanian. Lebih mencengangkan lagi, 27.169 kelompok tani dengan total 426.835 petani digerakkan di bawah koordinasi langsung Polda. Satu sinyal: ini bukan program biasa.


Jagung yang ditanam pun bukan sembarangan. Varietas lokal unggul “Jakarim” dan “Lamuru” dipilih karena mampu bertahan di kondisi cuaca ekstrem khas Sulawesi Tengah. Bukan hanya benih, alsintan (alat mesin pertanian) juga telah dipersiapkan:

  • 51 unit hand tractor,
  • 4 traktor besar,
  • 4 alat pemipil jagung,
  • 10 unit penanam benih.


Menariknya, alat-alat ini disebut berasal dari swadaya internal Polda dan jajaran, sementara bantuan dari Kementerian Pertanian masih dinanti.


Kontribusi atau Simbol Politik?

Melihat skala operasi ini, muncul banyak pertanyaan tajam.
Apakah ini murni untuk ketahanan pangan?
Ataukah Polda Sulteng sedang membangun kekuatan politik berbasis agraria?
Apalagi melihat momentum tahun politik yang mulai terasa di akar rumput, program jagung massal ini bisa menjadi kartu politik strategis dalam merebut simpati rakyat.


Namun satu yang tak bisa dibantah, ketika institusi berseragam seperti Polri mulai menyentuh langsung sektor pangan dengan skema rapi, sistematis, dan masif, maka sudah bukan sekadar “program pertanian”. Ini adalah gerakan—dan mungkin, pertanda arah baru peran kepolisian di luar tugas konvensional.


Apakah jagung ini akan menjadi emas hijau yang menyelamatkan rakyat?
Ataukah hanya akan jadi “panggung” sesaat untuk kepentingan yang lebih besar?

Investigasi masih berjalan.



Redaksi investigasigwi.com akan terus menelusuri jejak implementasi di lapangan. Apakah hasil panen benar terealisasi? Siapa saja mitra swasta yang terlibat? Dan apakah bantuan kementerian akan turun? Kami akan hadir langsung dari titik-titik tanam dan mengungkap cerita di balik jagung.

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top