“Dero Semarak Bhayangkara” Polda Sulteng: Di Balik Goyangan Heboh, Ada Pesan Kebersamaan dan Penguatan Citra Polri

Zulkarnaen_idrus
0


PALU – investigasigwi.com | Polda Sulawesi Tengah kembali menghadirkan manuver unik dalam memperingati Hari Bhayangkara ke-79. Lewat tajuk “Dero Semarak Bhayangkara”, Polri menggelar hajatan rakyat bernuansa hiburan yang dibalut strategi pendekatan kultural di tengah publik.


Acara yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu malam, 5 Juli 2025 mulai pukul 20.00 WITA, bertempat di halaman Mako Polda Sulteng, Jalan Soekarno Hatta, dikemas sebagai panggung goyang massal bertema Dero — tarian tradisional khas Sulawesi yang sarat makna kebersamaan.


Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Djoko Wienartono, S.I.K., S.H., M.H., secara terbuka mengundang warga Palu dan sekitarnya untuk datang dan ikut berjoget bersama dalam semangat meriah perayaan Bhayangkara. Dero massal ini turut menghadirkan artis-artis lokal yang cukup dikenal di ranah budaya hiburan Sulteng, seperti Agus Abenk, Aan Pengah, Bunda Nona, Wawan Kurniawan, dan Aba Dance.


“Ini bukan sekadar hiburan. Kami ingin menjalin komunikasi sosial dan mempererat hubungan Polri dengan masyarakat melalui pendekatan yang membumi,” ujar Djoko.


Namun, di balik gemerlap panggung dan iming-iming hadiah menarik untuk peserta dengan goyangan terheboh, kostum terbaik, dan kekompakan paling unik, publik perlu mencermati bahwa acara ini juga merupakan bagian dari upaya rekonstruksi citra institusi kepolisian di tengah sorotan publik dan tuntutan reformasi di tubuh Polri.



Dalam konteks sosial-politik, kegiatan massal seperti ini bisa dibaca sebagai bentuk soft diplomacy dan pencitraan. Alih-alih hanya sekadar pesta rakyat, ada nilai strategis yang ingin ditegaskan: Polri hadir dan ingin dekat dengan masyarakat, bukan hanya dalam penindakan, tapi juga dalam ruang-ruang emosional dan budaya.


Meski demikian, kegiatan ini tetap patut diapresiasi sebagai ruang ekspresi masyarakat yang kian sempit. Di tengah tekanan ekonomi, keresahan sosial, dan ruang hiburan yang terbatas, Polda Sulteng membuka panggung bagi rakyat untuk sekadar menari dan tertawa.


Apakah ini hanya panggung goyang, atau bagian dari manuver komunikasi sosial Polri di tahun politik menjelang 2029? Publik yang akan menilai. Yang jelas, malam Minggu ini, halaman Mako Polda Sulteng akan menjadi saksi riuhnya masyarakat bergoyang bersama. (Red/SB)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top