
Tapanuli Tengah | InvestigasiGWI.com — Ketegangan meledak di Tapanuli Tengah, Jumat (31/10/2025). Sebuah video yang beredar luas menampilkan Anggota DPRD Sumatera Utara, Rahmansyah Sibarani, diduga ikut melempari massa aksi di sekitar kediaman mantan Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Video yang diunggah di akun resmi Polres Tapanuli Tengah itu memicu kegaduhan publik. Dalam tayangan berdurasi beberapa menit tersebut, tampak rombongan massa aksi yang dikawal mobil patroli polisi, justru dihadang oleh sekelompok orang yang telah bersiaga di depan rumah mewah milik Bakhtiar.
Diduga kuat, kelompok penghadang itu pendukung Bakhtiar Ahmad Sibarani. Situasi seketika berubah brutal. Spanduk aksi dirampas, dirobek, peserta aksi dipukuli, bahkan orator di atas mobil turut diserang. Suara benturan batu bersahutan, dan lemparan dari kedua kubu tak terhindarkan.

Warga sekitar panik. Banyak yang menutup pintu rumah dan toko akibat hujan batu yang melayang ke berbagai arah. Polisi pun mengerahkan mobil water cannon untuk mengurai bentrokan. Suasana mencekam baru mereda setelah air semprotan membubarkan kedua kubu.
Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endrajaya, turun langsung ke lokasi, berusaha menenangkan situasi dan mengarahkan massa aksi melanjutkan perjalanan ke kantor DPRD Tapteng. Setelah dikawal aparat, massa akhirnya bergerak kembali melanjutkan orasi.
Di depan gedung DPRD, massa menuntut pembentukan Panitia Khusus (Pansus) untuk mengusut proyek multiyears pembangunan gedung kantor bupati Tapteng yang mangkrak sejak 2020. Proyek itu disebut telah menghabiskan uang rakyat hingga puluhan miliar rupiah, namun bangunan mewah tersebut tak pernah rampung.

Ketegangan belum usai. Setelah dua jam berorasi tanpa tanggapan, massa memaksa masuk ke halaman kantor DPRD, namun dihadang barisan polisi yang berjaga ketat.
Kapolres Tapteng AKBP Wahyu Endrajaya terlihat memimpin langsung pengamanan di lapangan.
Situasi baru agak mereda setelah Anggota DPRD Tapteng, Madayansah Tambunan, turun menemui pendemo. Ia menyatakan akan menampung aspirasi soal proyek mangkrak tersebut. Namun kemarahan massa belum reda.
"Kami minta polisi menangkap Rahmansyah Sibarani! Seorang wakil rakyat seharusnya jadi teladan, bukan jadi provokator. Aksi kekerasan itu bentuk premanisme politik yang mencederai demokrasi,” tegas salah satu orator kepada wartawan di lokasi.
Publik kini menanti langkah tegas Polres Tapanuli Tengah untuk mengusut dugaan keterlibatan Rahmansyah dalam aksi kekerasan yang mencoreng wajah demokrasi di Sumatera Utara.
Bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga ujian integritas bagi lembaga legislatif yang seharusnya berdiri di atas kepentingan rakyat, bukan amarah pribadi dan loyalitas politik.
Reporter: Mhd Zulfahri Tanjung
Editor Investigasi: Zulkarnain Idrus

.jpeg)