Medan – investigasiGWI.com | Di tengah tantangan pembangunan berbasis nilai keagamaan yang sering kali hanya menjadi jargon, Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Alumni Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (IKA-BKPRMI) Kota Medan mengambil langkah konkret dengan menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) pada Ahad, 22 Juni 2025, bertempat di Mushola Al Bilal, Medan Petisah.
Rakerda bertema “Sinergitas Majukan Kota Medan dengan Makmurkan Masjid” ini diklaim bukan sekadar agenda rutin organisasi, tetapi menjadi titik tolak program yang digadang-gadang mampu bersinergi langsung dengan pemerintah kota dan masyarakat akar rumput.
Ketua Umum PD IKA-BKPRMI Kota Medan, Muhammad Ichwan, dalam pernyataannya menekankan bahwa program yang dihasilkan harus sejalan dengan semangat kebersamaan membangun Kota Medan. “Kami tidak ingin IKA-BKPRMI hanya jadi organisasi simbolik. Militansi dan kontribusi nyata dari para pengurus adalah hal utama,” tegas Ichwan, didampingi Sekretaris Ishak Ali Muda.
Namun, benarkah Rakerda ini akan membuahkan hasil nyata atau hanya berhenti di atas kertas?
🧭 Antara Gagasan dan Realisasi
Dalam forum tersebut, Ketua Panitia Yunus membeberkan rencana peluncuran produk air minum isi ulang IKA-BKPRMI sebagai salah satu program unggulan. Ide ini dinilai progresif, mengarah pada pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas remaja masjid. Tapi pertanyaannya: bagaimana kesiapan SDM dan legalitas produk ini? Apakah sudah mengantongi izin BPOM atau hanya sebatas niat?
Selain itu, terdapat pula wacana penguatan UMKM dan kemitraan strategis dengan Pemerintah Kota Medan. Tapi hingga berita ini diturunkan, investigasiGWI belum menemukan rincian teknis ataupun MoU resmi yang ditandatangani bersama pihak Pemko atau OPD.
📌 Kritik Halus dan Tantangan Nyata
Hadir dalam acara tersebut Staf Ahli Walikota Medan bidang Kemasyarakatan dan Sosial, Drs. H. Adlan, MM, serta perwakilan MUI Kota Medan Ustaz Suriono. Kehadiran mereka memberi legitimasi forum ini. Namun, sumber kami di lingkungan Pemko Medan menyebut, sinergi antar-ormas dan pemerintah kerap terbentur pada masalah koordinasi dan tumpang tindih program.
“Banyak organisasi datang dengan proposal, tapi ketika diminta eksekusi dan pertanggungjawaban, mereka belum siap,” ujar seorang pejabat Pemko yang enggan disebutkan namanya.
🧩 Rekomendasi Awal
IKA-BKPRMI Kota Medan perlu segera menyusun roadmap yang lebih transparan dan terukur dari hasil Rakerda ini. Langkah awal seperti pembentukan tim monitoring independen bisa menjadi cara untuk memastikan program tidak sekadar jadi agenda wacana.
Jika berhasil, IKA-BKPRMI bukan hanya menghidupkan masjid, tetapi juga menjadi poros kekuatan sosial-keagamaan di Kota Medan.
Redaksi | investigasiGWI.com
📎 Dokumen & Narasumber diverifikasi per 22 Juni 2025