Jakarta – InvestigasiGWI.com |
Penyidikan kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (Persero), Sub Holding, serta Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) periode 2018–2023 terus mengerucut. Senin (15/9/2025), Kejaksaan Agung melalui Tim Jaksa Penyidik JAM PIDSUS memeriksa enam saksi kunci yang diduga mengetahui secara detail proses pengambilan keputusan hingga praktik operasional di tubuh Pertamina.
Nama-nama yang diperiksa bukanlah pejabat kecil, melainkan orang-orang yang pernah menduduki jabatan strategis:
SLK, eks VP Supply Chain Planning & Optimization (2018–2019).
YD, Direktur Operasional PT Kilang Pertamina Internasional (2021–2022).
MS, VP Legal Counsel Downstream (2018).
KMSN, Manager Strategic Planning & Risk Management (2019–2020) / Manager Fuel Supply & Logistics Optimization (2020–2022).
TE, Plt. Direktur Optimasi Feedstock dan Produk PT Kilang Pertamina Internasional.
FTS, Assistant Manager Contract & Claim.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan berkas perkara tersangka HW dkk. Dugaan kuat, tata kelola minyak mentah dan produk kilang bukan sekadar masalah administrasi, melainkan sarat praktik manipulasi yang bisa menimbulkan kerugian negara bernilai triliunan rupiah.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung menegaskan, pemeriksaan keenam saksi dimaksudkan untuk memperkuat bukti dan melengkapi pemberkasan. Namun, sumber internal yang dihimpun InvestigasiGWI.com menyebut, penyidik tengah menelusuri aliran dana dan kemungkinan keterlibatan pihak luar perusahaan yang ikut bermain dalam bisnis hitam energi strategis ini.
Skandal minyak mentah ini semakin menyeret nama-nama besar. Publik menunggu langkah tegas Kejagung: apakah kasus ini benar-benar dibongkar sampai ke akar, atau justru berhenti pada level tertentu saja.
Redaksi: InvestigasiGWI.com
.jpeg)
