Jakarta – investigasigwi.com | Gerakan Rakyat tak lagi sekadar wacana. Ia tumbuh nyata, mengakar di masyarakat, dan kini bergerak cepat menjadi kekuatan politik baru yang tak bisa diabaikan.
Dari 38 provinsi, hampir 500 kota/kabupaten telah tersentuh. Bukan karena instruksi pusat, tapi karena rakyat sendiri yang bergerak. Tanpa sorotan media besar. Tanpa baliho mewah. Tanpa modal besar.
“Ini bukan gerakan elite. Ini gerakan rakyat sesungguhnya. Tumbuh dari bawah, dari keresahan yang nyata,” ujar salah satu inisiator dalam pertemuan internal yang dihadiri kader dari berbagai daerah.
Lima Langkah Nyata: Panca Karya
Gerakan ini tidak datang dengan janji kosong. Mereka menyusun Panca Karya—lima kerja konkret yang sedang dan akan terus dijalankan:
-
Bangun Struktur Sampai Akar
Organisasi dibentuk dari pusat hingga desa. Bukan tempelan. Bukan formalitas. Ini soal memperkuat rakyat dari titik paling bawah. -
Legalitas dan Domisili Clear
SK Menkumham sudah di tangan. Semua dokumen hukum dibereskan. Mereka serius. Ini bukan ormas musiman yang hidup dari euforia sesaat. -
Kenalkan Warna, Simbol, dan Tokoh
Mereka ingin rakyat tahu siapa mereka. Apa simbol mereka. Apa nilai yang diperjuangkan. Ini perang identitas. Dan mereka siap bertarung. -
Kuasa di Media Sosial
Rakyat digital tak bisa didekati dengan baliho. Mereka bergerak lewat YouTube, Facebook, Instagram, TikTok. Konten disiapkan. Narasi dibangun. Agenda diperluas.“Dulu orang cari kata 'rakyat', yang keluar gereja. Sekarang, ‘Gerakan Rakyat’ yang muncul.”
-
Terlibat Langsung di Aksi Sosial
Donor darah, Jumat bersih, aksi gotong royong. Mereka tak cuma bicara. Mereka turun. Mereka hadir. Di tempat-tempat di mana negara sering absen.
Menuju Juli: Konsolidasi Nasional
Rapat Pimpinan Nasional dijadwalkan 12 Juli. Seluruh ketua wilayah akan melapor. Tak hanya soal jumlah anggota, tapi juga tantangan dan strategi. Ini bukan rapat basa-basi. Ini titik evaluasi gerakan.
“Kita tidak akan menang hanya dengan retorika. Kita butuh data, kerja nyata, dan kepercayaan publik,” tegas salah satu perwakilan DPP.
Narasi Alternatif: Lima Prinsip Perjuangan
Gerakan ini juga tengah menyusun narasi besar untuk melawan dominasi politik lama. Ada lima prinsip yang mereka gaungkan:
- Gerakan rakyat adalah alat perjuangan rakyat. Bukan alat segelintir elite.
- Gerakan ini harus aspiratif. Bukan menara gading yang tak paham realitas.
- Transparansi adalah harga mati.
- Gerakan ini bicara untuk rakyat, bukan atas nama rakyat.
- Dan terakhir, gerakan ini harus jadi wadah ekspresi anak muda.
Mereka sadar, untuk menang, mereka butuh kejelasan arah dan keberanian mengambil risiko.
“Kita tak bisa lagi bergantung pada sistem lama. Kalau ingin perubahan nyata, kita harus bangun gerakan sendiri. Dari rakyat. Untuk rakyat.”
Laporan: Eny