Deli Serdang – InvestigasiGWI.com | Aroma busuk dugaan penyimpangan kembali mencoreng institusi Kepolisian Republik Indonesia. Sejumlah oknum Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Deli Serdang diduga dengan sengaja mengabaikan Telegram Kapolda Sumatera Utara dan Dirlantas Poldasu yang memerintahkan penegakan hukum sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) serta larangan keras melakukan praktik menyimpang.
Instruksi resmi itu jelas: seluruh tilang harus dilengkapi nomor BRIva untuk pembayaran denda secara resmi demi menutup celah pungutan liar (pungli). Namun fakta di lapangan berbeda jauh. Sabtu (9/8/2025), tim InvestigasiGWI.com memantau langsung di Pos Lantas Tanjung Morawa dan mendapati pelanggar lalu lintas menerima surat tilang kosong tanpa nomor BRIva.
Penggiat sosial Muhammad Zulfahri Tanjung menilai ini bukan kelalaian biasa, melainkan dugaan modus terstruktur. “Tanpa nomor BRIva, masyarakat dipaksa berada di jalur tak resmi. Ini membuka ruang korupsi dan pungli,” ujarnya tegas.
Tak hanya itu, Zulfahri dan tim media bersama LSM menemukan dugaan pembiaran dari Iptu Leonard Naibaho, Kanit Turjawali Satlantas Polresta Deli Serdang. Lebih mengejutkan, perwira tersebut disebut pernah diperiksa Paminal Polresta Deli Serdang, namun hasilnya dikubur tanpa publikasi.
Temuan makin janggal ketika di lapangan ditemukan blangko tilang bekas pakai, dengan bayangan tulisan lama dan cetakan tahun 2020. Seharusnya, blangko resmi berwarna merah jambu dengan karbon biru yang jelas dan tembus. Fakta ini memunculkan dugaan adanya pengoplosan kertas tilang untuk memuluskan praktik gelap.
Zulfahri mendesak Kapolri, Korlantas Polri, Kapolda Sumut, Dirlantas, dan Paminal Polda Sumut untuk turun tangan dan menindak tegas pelaku. “Kalau ini dibiarkan, slogan PRESISI Polri hanya jadi kemasan manis yang menutupi kebusukan di dalam,” tandasnya.
Redaksi: InvestigasiGWI.com
.jpeg)
