Jakarta, 21 Agustus 2025 – InvestigasiGWI.com | Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. Sunarto, S.H., M.H., menegaskan bahwa meski Mahkamah Agung (MA) telah menorehkan berbagai capaian penting, tantangan besar terhadap integritas dan kepercayaan publik pada lembaga peradilan masih menjadi pekerjaan rumah utama.
Pesan itu disampaikan Sunarto dalam upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 MA yang digelar di Balairung Mahkamah, Jakarta, Selasa (19/8). Upacara juga berlangsung serentak di seluruh pengadilan di Indonesia.
Menurutnya, MA telah berhasil melakukan reformasi di sejumlah sektor, mulai dari penerapan e-Court dan e-Litigation untuk digitalisasi perkara, penguatan kolaborasi antar-lembaga melalui e-Berpadu, hingga keterbukaan putusan lewat Direktori Putusan sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Namun, capaian itu belum menutup kenyataan adanya keluhan masyarakat terkait akses keadilan, serta masih adanya tekanan terhadap independensi hakim dan aparatur peradilan.
“Di tengah tuntutan zaman yang terus berubah, Mahkamah Agung harus terus beradaptasi, tanpa mengabaikan jati dirinya sebagai benteng terakhir keadilan,” tegas Sunarto.
Ia mengutip pesan Bung Hatta: “Negara hukum yang demokratis menuntut keadilan yang hidup dalam perbuatan, bukan hanya dalam perkataan.” Pesan ini, menurutnya, menjadi pengingat bahwa martabat pengadilan tidak bisa hanya ditopang aturan, melainkan keteladanan dan keberanian moral aparat peradilan.
Sunarto juga menegaskan, selama pengadilan mampu berdiri tegak dengan martabatnya, maka negara akan tetap kokoh dengan kedaulatannya.
Momentum HUT ke-80 MA ini menjadi refleksi penting: peradilan Indonesia masih harus bekerja keras bukan hanya membangun sistem digital, tetapi juga memperkuat fondasi integritas.
Selamat HUT ke-80 Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengadilan Bermartabat, Negara Berdaulat.
Redaksi: InvestigasiGWI.com
.jpeg)
