Jakarta, 23 Agustus 2025 – InvestigasiGWI.com |
Perayaan HUT RI ke-80 di GBI Jemaat Glow Fellowship Centre, Jakarta, ternyata bukan hanya sekadar ibadah syukur. Rangkaian acara yang digelar pada 17 Agustus 2025 itu justru menyingkap sikap kritis gereja terhadap sejumlah persoalan serius yang masih mencengkram bangsa Indonesia.
Dimulai dengan Seminar Bela Negara bersama Badan Musyawarah Gereja-gereja Nasional (BMGN), diskusi melibatkan pejabat Kementerian Pertahanan, Bimas Kristen, hingga Gembala Jemaat, Pdt. Gilbert Lumoindong. Dari forum itu muncul seruan agar umat beriman tidak hanya berdoa, tapi juga berani mengambil peran nyata dalam menjaga keutuhan bangsa.
Pdt. Gilbert sendiri menegaskan bahwa kemerdekaan yang dirayakan bukanlah euforia sesaat. “Kita sudah merdeka, tetapi musuh bangsa ini justru kini datang dari dalam: korupsi, narkoba, perilaku menyimpang seperti LGBTQIA+, terorisme, dan intoleransi,” ujarnya dalam KKR Kemerdekaan bertema “Kita Sudah Merdeka dalam Kristus”.
Pernyataan itu jelas bukan basa-basi. InvestigasiGWI mencatat bahwa kelima persoalan tersebut memang masih menghantui Indonesia:
- Korupsi terus merajalela, bahkan di sektor pendidikan dan kesehatan.
- Narkoba merenggut generasi muda tanpa henti.
- Gerakan LGBTQIA+ semakin agresif menuntut legalitas.
- Terorisme tetap jadi ancaman laten meski diklaim melemah.
- Intoleransi terus memicu gesekan horizontal antarwarga.
Dalam Ibadah Khusus Kemerdekaan, doa syafaat yang dipanjatkan jemaat Glow Fellowship Centre secara spesifik menyasar kelima penyakit bangsa tersebut. Pesannya jelas: gereja tidak boleh diam ketika bangsa menghadapi bahaya.
Melalui acara ini, GBI Glow Fellowship Centre menegaskan posisinya bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga menara pengawas moral bangsa. Sebuah sinyal keras bahwa 80 tahun merdeka tidak boleh membuat Indonesia terlena, apalagi dibiarkan runtuh dari dalam.
Reporter: Vicken Highlanders
Editor: Zoel Idrus
Redaksi: InvestigasiGWI.com
.jpeg)
