Jakarta – InvestigasiGWI.com | Insiden tewasnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan pada Kamis malam (28/8/2025) di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, menyisakan tanda tanya besar. Affan dilaporkan terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob jenis Barracuda saat aksi demonstrasi menolak kenaikan gaji anggota DPR.
Kesaksian sejumlah warga menyebutkan, pergerakan rantis tersebut tidak wajar dan diduga mengarah langsung ke kerumunan. Hal inilah yang menimbulkan kecurigaan bahwa insiden tersebut bukan sekadar kecelakaan, melainkan berpotensi tindak pidana dengan unsur kesengajaan.
Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Organisasi Maju Bersama Bengkulu (OMBB), M. Diamin, mengecam keras tragedi itu.
“Kami menduga ada kejanggalan dalam insiden ini. OMBB siap memberikan pendampingan hukum bagi keluarga almarhum Affan. Jika benar ada unsur kesengajaan, maka ini adalah bentuk pembunuhan yang tidak bisa dibiarkan,” tegasnya, Jumat (29/8/2025).
Senada, pengacara OMBB Reno Ardiansyah, SH., MH. menilai kasus ini memiliki elemen pidana berat yang harus segera ditindaklanjuti.
“Perbuatan tersebut dapat dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian. Namun jika ada bukti bahwa tindakan itu disengaja, maka masuk ke Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Kami akan mengawal agar kasus ini tidak berhenti di meja internal kepolisian,” jelas Reno.
Tim investigasi OMBB bersama advokat yang tergabung dalam organisasi juga tengah menghimpun bukti lapangan, termasuk rekaman video amatir dan keterangan saksi mata. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada fakta yang ditutup-tutupi oleh pihak tertentu.
Kematian Affan Kurniawan menjadi alarm keras bagi penegakan hukum di Indonesia. Pertanyaan kini mengemuka: apakah aparat berani mengusut tuntas dugaan kejahatan yang justru dilakukan oleh anggotanya sendiri, atau publik kembali dipaksa menerima narasi “kecelakaan” tanpa kebenaran?
Redaksi: InvestigasiGWI.com
.jpeg)
