Kedua warga tersebut adalah Abah Aep (89) dan putranya, Feri, yang hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Selain mengalami sakit menahun, keduanya tinggal di rumah yang tidak layak huni, bersama tiga keluarga lainnya dalam satu atap. Kondisi ekonomi mereka pun tergolong sangat terbatas, bergantung pada bantuan keluarga dan tetangga sekitar.
Dalam kunjungannya, Yudha didampingi oleh Kepala Desa Jayaraga Samsakti Alamsyah, jajaran perangkat desa, Ketua RW dan RT setempat, serta Kepala Puskesmas Haurpanggung, dr. Kania, beserta staf. Yudha juga menyerahkan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada keluarga tersebut.
“Saya melihat langsung kondisi Abah Aep yang berjalan tertatih dengan tongkat, dan Kang Feri yang sudah lama tak berdaya karena sakitnya. Sudah saatnya pemerintah hadir lebih kuat, bukan hanya dalam bentuk bantuan harian, tapi juga melalui perbaikan rumah dan pemberdayaan ekonomi keluarga,” ujar Yudha.
Yudha menilai bahwa kasus ini memerlukan perhatian serius dan kolaborasi dari berbagai pihak. Ia mendorong Pemerintah Kabupaten Garut untuk mengoptimalkan pendanaan dari berbagai sumber, seperti Bank BJB, BAZNAS, hingga iuran KORPRI.
Tak hanya itu, ia juga akan menjalin koordinasi dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) agar keluarga ini segera mendapatkan asesmen. Harapannya, keluarga Abah Aep bisa mendapatkan bantuan Rumah Sejahtera Terpadu (RST) serta program bantuan kewirausahaan berbasis keluarga.
“Kita perlu sinergi dari semua pihak. Pemerintah, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan warga sekitar harus bersama-sama membantu. Ini bukan hanya soal kemiskinan, tapi soal kemanusiaan,” tegasnya.
Ketua RW 05, Ibu Rahmi, "Mengapresiasi kepedulian masyarakat yang selama ini turut membantu, terutama dalam mengantar Abah Aep dan Feri ke fasilitas kesehatan. Namun, ia menegaskan bahwa kehadiran negara sangat dibutuhkan dalam bentuk bantuan jangka panjang dan berkelanjutan", pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jayaraga, Samsakti Alamsyah, menyampaikan terima kasih kepada Yudha atas perhatian dan aksi nyatanya.
“Keluarga Abah Aep ini sudah hampir satu dekade menghadapi cobaan. Meski sudah mendapat bantuan PKH dan BPNT, kondisi mereka belum banyak berubah. Kehadiran Pak Yudha memberi harapan baru. Terima kasih karena telah mengupayakan bantuan ke Kemensos RI,” ujar Samsakti.
Kisah Abah Aep dan Feri menjadi potret nyata tantangan sosial yang masih dihadapi sebagian warga Garut. Di tengah dinamika pembangunan dan hiruk-pikuk politik, sentuhan kemanusiaan seperti ini menjadi pengingat bahwa kerja politik sejati adalah yang berpihak pada mereka yang lemah.
Langkah Yudha Puja Turnawan diharapkan dapat menjadi pemicu kolaborasi yang lebih luas, serta menginspirasi banyak pihak untuk terus peduli dan berbagi.
Reporter : A. Saepul
.jpeg)
.jpeg)
